Secara Historis Desa Subah merupakan Desa yang diresmikan pada Maret 1987. Berdasarkan Perda No. 123/Pem/Sanggau/2006 dahulunya Desa Subah atau Nama Subah memang sudah ada sejak Desa Gaya Lama Pada Tahun 1965 dikenal dengan Kampung Subah setelah itu pada tahun 1989 ada pengabungan dari Kampung menjadi desa adapun Kampung-kampung yang termasuk dalam wilayah administrasi Desa Subah pada waktu itu antara lain :
1. Kampung Subah
2. Kampung Pasir Tabu
3. Kampung Remba Jelundung,
4.Kampung Remba Otong,
5. Kampung Remba Kedokok,
6.Kampung Remba Hulu,
7. Kampung Pulau Legoh,
8. Kampung Yongkok
9. Kampung Selingan
10. Kampung Terentang, dan
11. Kampung Telabang
Pada waktu itu ketika dilakukan pemekaran Desa disetujui oleh pihak Kecamatan dan terbentuklah Desa Subah yang menjadi pusat desa adalah Kampung Subah, dan masih tetap menggunakan nama Subah sehingga di kenal sampai saat ini dengan nama “Desa Subah” Desa Subah salah satu desa yang jauh dari kecamatan ( ± 50 Km ),mayoritas penduduk Desa Subah adalah suku Dayak dan mayoritas beragama Kristen Katolik.
Asal mula terbentuknya Desa Subah pada Tahun 1989 yang pada saat itu terdiri dari Sebelas kepala kampung, dimana masing-masing kampung dikepalai oleh satu kepala kampung yang terdiri dari :
1. Kampung Subah dikepalai oleh Bapak Kasianus Kintoi (almarhum),
2. Pasir Tabu dikepalai oleh Bapak Derus (almarhum),
3. Kampung Remba Jelundung di kepalai oleh Bapak Irensius Injan (almarhum),
4. Kampung Remba Otong dikepalai oleh Bapak Entunyeng (almarhum)
5. Kampung Remba Kedokok dikepalai oleh Bapak Baki (almarhum)
6. Kampung Remba Hulu dikepalai oleh Bapak Apinus Noorahap
7. Kampung Pulau Legoh dikepalai oleh Bapak Agu (almarhum)
8. Kampung Yongkok dikepalai oleh Bapak Utung (almarhum)
9. Kampung Selingan dikepalai oleh Bapak Tala’k (almarhum)
10. Kampung Terentang dikepalai oleh Bapak Utai (almarhum) dan
11. Kampung Telabang dikepalai oleh Bapak Yohanes Unjol.
Dari ke sebelas kepala kampung tersebut di atas membentuk suatu Desa dengan persatuan kepala kampung dengan nama Subah nama subah sendiri menurut cerita orang tua jaman dahulu diambil dari dua suku kata yaitu : “SU” dan “UBAH” yang diambil dari
nama tumbuhan kata “SU” berasal dari Bahasa Tionghua (Ke’k) yang artinya “KAYU” dan kata “UBAH” berasal dari Bahasa Dayak Tobag yaitu nama “POHON UBAH” yang banyak tumbuh dikampung Subah. Selain itu pohon ubah ini juga diambil orang kampung untuk kayu bakar. Pada waktu itu yang tinggal dikampung subah terdapat orang dari suku Tionghua dan Suku Dayak Tobag sehingga dua suku kata “SU” dan “UBAH” ini sangat familiar sekali dengan masyarakat hampir setiap hari orang ketika kehabisan kayu bakar untuk urusan dapur selalu mengambil kayu ubah dari dua suku kata “SU” dan “UBAH” inilah cikal bakal munculnya nama “SUBAH” yang dikenal hingga saat ini dengan nama “DESA SUBAH”.
Desa Subah pada jaman dahulu juga dikenal dengan nama Cempedek dalam nama atau istilah yang disebut orang-orang terdahulu ketika masih menggunakan transportasi sungai (motor kelotok) melewati Sungai Cempedek. Pada saat itu Desa Subah dikepalai oleh Bapak Kasianus Kintoi (almarhum) sebagai PJ. Kepala Desa setelah ditetapkanya pengabungan Kampung Menjadi Desa kemudian setelah masa jabatan berakhir digantikan oleh Bapak Ponsianus Palman (almarhum) selaku kepala Desa Kedua periode tahun 1989 sampai dengan tahun 1996 yang kemudian berhenti dan sisa jabatan dilanjutkan oleh Bapak Seman Ayeb selaku PJ. Kepala Desa Subah, kemudian baru diadakan pemilihan kembali dan Bapak Seman Ayep selaku PJ. Kepala Desa ikut pencalonan dan terpilih kembali menjadi kepala desa Priode 1996 sampai dengan 2006. Seiring perkembangan zaman dan berdasarkan hasil pemetaan Pemerintah maka Desa Subah terdiri atas tujuh Dusun yaitu :
1. Dusun Subah (Pusat Desa)
2. Dusun Remba Kedokok
3. Dusun Pulau Legoh
4. Dusun Terentang
5. Dusun Telabang
6. Dusun Remba Hulu (Pemekaran Tahun 2013) dan
7. Dusun Munggu Das (Pemekaran Tahun 2013)